Laman

Senin, 20 Desember 2010

CELOTEH MBAH GENDENG TENTANG - MERAPI



Selepas Merapi meletus, geger – goro-goro – isu monarki yang digulirkan oleh pemerintah Pusat. Gonjang-ganjing perihal keistimewaan propinsi Yogyakarta rupanya dipermasalahkan..
Apa yang membuat Yogyakarta menjadi Istimewa ?. Apakah istimewa hanya karena jabatan Gubernur dengan periode jabatan selama seumur hidup ?.
Melihat gelagat ini simbah mau melihat dari sudut pandang lain, ada apa kok baru selepas musibah meletusnya gunung merapi, masayarakat Yogyakarta sudah di gulirkan wacana tentang monarki ? Heh, he, he…Pertanyaan yang dilontarkan simbah didengar oleh cucu simbah dan berapa para pemuda, yang sering menyambanginya.
Sekarang Yogyakarta menjadi pusat perdebatan tentang ini dan makna dari keistimewaan propinsi Yogyakarta dipersoalkan, yaitu di soal jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur.
“Masih ingat- ada awan mirip Petruk, mungkin juga tidak berarti apa-apa oleh ahli vulkanik, tapi kalau menurut Simbah, punya penafsiran sendiri, begini”:
“Heh, heh, heh. Hidung mancung itu yang sedang mengincar Gunung Merapi, heh, heh, heh,…, Lho kok bisa ?”
 “Ya, mengandung arti Merapi sedang diincar oleh orang-orang serakah alias orang asing dari Negara adidaya”.
“Memang gunung Merapi, ada apanya mbah?” Tanya seorang sebelahnya.
 
”Kenapa Yogyakarta yang diincar?” Sahut teman yang lain.

"Hati-hati, banyak orang-orang kelihatan baik, tapi mereka sedang mengincar Merapi, karena ada harta karun didalamnya, heh, heh, heh emas yang meleleh  heh, heh,heh… Kenapa simbah ngomong begitu.” jelas simbah.
 “Karena simbah setres?”  sahut cucunya.
“ Apa hubungannya dengan sistem monarki dan jabatan Gubernur, mbah?” Tanya seorang pemuda.
“Dasar, bocah goblog kabeh” bentak simbah dengan suara keras.
Kemudian simbah menuturkan:
“Jabatan penguasa monarki dijabat secara turun temurun dan mempunyai cakupan wilayah termasuk gunung merapi ada didalam kekuasaannya”.
“Menurut simbah  ada pesan khusus dari Negara adidaya untuk menghilangkan system monarki di Yogyakarta, heh, heh, heh…agar bisa menguasai isi merapi yang mempunyai kandungan emas, heh, heh, heh,…”
Ternyata simbah lebih cerdas dari pada para pemuda yang sedang kumpul-kumpul itu.
Bahwa Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang sebenarnya. Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa monarki akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan.
“Jangan sampai orang-orang  Yogya  hanya dapat limbahnya saja, sedangkan kandungannya dikuras bangsa asing seperti Freport, heh, heh, heh,…..” tambah simbah menegaskan.
“juga jangan sampai seperti musibah limbah lumpur lapindo, ya mbah?” timpal pemuda yang lain.
“kok tahu, bahwa disana ada emasnya, mbah - gimana ceritanya” Tanya cucunya
“Guooblog  banget  kamu, yo pake satelit, …..” simbah menegaskan.
Tak beberapa lama muncul perempuan tua isteri simbah yang bersungut-sungut; “Udah omongan simbah jangan ditanggapi, omongan wong gendeng, simbah lagi kumat”
Kata yang lain “wong gendeng kalau lagi kumat bisa cocok nebak nomor togel, he, he, he,,”
“Mabah, berapa skor pertandingan antara kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Philipina ?” . tanyanya.
" 0 - 1 untuk tim merah putih" jawab simbah sekenanya.
“Udah jangan pada ngelantur kabeh”, bentak mbah Putri.