Laman

Senin, 11 Juni 2012

Yesus tidak pernah disalibkan - Analis Injil kuno berusia 1.500 tahun

Berdasarkan laporan dari analis 'Injil kontroversial' - Al-Kitab kuno berusia 1.500 tahun bertinta emas yang ditemukan di Turki - menyatakan bahwa Yesus (Nabi Isa 'alaihi salam) adalah fana, tidak pernah disalibkan, hal tersebut dianggap menantang prinsip-prinsip inti agama Kristen.
Beberapa analis mengklaim bahwa itu adalah Injil Barnabas, yang diyakini sebagai tambahan pada Injil Markus, Mattius, Lukas dan John, yang telah membuat perhatian besar masyarakat dunia pada awal tahun ini karena menyatakan bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.
Pada bulan Februari 2012, Vatikan secara resmi meminta izin untuk melihat Kitab yang berbahasa Aram tersebut, yang teksnya bertinta emas yang dituliskan pada kulit hewan dan bersampul kulit hewan, yang ditemukan oleh Turki selama operasi polisi anti-penyelundupan pada tahun 2000.
Pekan ini, terjemahan Injil tersebut yang dikutip dari dokumentasi media - aslinya ditulis dalam bahasa Syiriac, dengan dialek Aram dilaporkan menyatakan bahwa Yesus mengatakan: "Aku mengakui di hadapan Surga, dan diseru untuk menyaksikan segala sesuatu yang tinggal di bumi, bahwa aku seorang yang asing bagi semua, bahwa manusia telah berkata tentang aku, bahwa aku lebih dari sekedar manusia."
"Karena aku seorang manusia, yang lahir dari seorang wanita, tunduk pada penghakiman Allah; yang hidup disini seperti manusia lainnya, tunduk pada penderitaan-penderitaan biasa," dikutip the Y-Jesus, majalah online yang berbasis di AS.
Ayat dalam injil tersebut menyangkal bahwa Yesus ada Tuhan dan konsep Trinitas, dimana doktrin Kristen mendefinisikan bahwa Allah sebagai tiga Tuhan: Bapak, Anak (Yesus Kristus), dan Rohul Kudus.
Selain itu, Injil tersebut juga menyatakan "keberadaan Yudas Iskariot sebagai orang yang mati disalib bukan Yesus, sedangkan dalam Perjanjian Baru, Yudas menkhianati Yesus," lapor Y-Jesus.
Pernyataan-pernyataan itu membantah ajaran Kristen, yang selama ini dibangun dengan doktrin kematian Yesus sebagai penebus dosa manusia dan kebangkitannya sebagai harapan kehidupan abadi.
Pernyataan itu mendukung ajaran Islam, bahwa Yesus (Isa Al-Masih) adalah seorang manusia yang menjadi Nabi dan Rasul Allah, bukan Tuhan, kemudian diangkat ke langit oleh Allah, bukan mati disalib.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (5: 75)
"dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (4: 157-158)
The Y-Jesus mengatakan "Sejalan dengan keyakinan Islam, Injil itu memperlakukan Yesus sebaga manusia dan bukan Tuhan. Menolak pemikiran Tritunggal Kudus dan Penyaliban, dan mengungkapkan bahwa Yesus memprediksi kedatangan Nabi Muhammad."
Dalam salah satu ayat dari Injil tersebut, Yesus berkata kepada seorang pendeta: “Bagaimana Mesiah disebut? Muhamamad adalah nama yang diberkati”.
"Pada (ayat) lainnya, Yesus membantah menjadi Al-Masih, mengklaim bahwa dia akan menjadi Ismailiyah, istilah yang digunakan untuk orang Arab," tambah laporan Y-Jesus.
Injil kuno berbahasa Aram tersebut menimbulkan banyak kontroversi tentang keaslian keseluruhan isi Injil. Belum ada yang dapat memastikan keaslian keseluruhan dari isi Injil tersebut, apakah seluruhnya memuat apa yang diajarkan Nabi Isa 'alaihi salam, atau telah ada perubahan padanya. Namun beberapa pernyataan dari Injil itu yang diungkapkan, telah membantah prinsip-prinsip dasar Kristiani.
Sementara pendeta protestan İhsan Özbek membantah bahwa Injil itu ditulis oleh St. Barnabas. "Salinan di Ankara mungkin telah ditulis oleh salah satu pengikut St Barnabas," katanya kepada koran Turki Today Zaman sebelumnya pada tahun 2012. Wallahu a'lam bish shawab. (siraaj/arrahmah.com)

Selasa, 05 Juni 2012

EKEKUTIF BANK DAN ANAK YATIM

Seorang Eksekutif Bank dari sebuah Bank Asing ternama sedang berada dipuncak karir, yang rasanya apapun bisa ia peroleh dengan uang dan jabatan yang ia miliki saat itu. Dunia telah berada dalam genggamannya. Padahal ia mulai berkarir benar-benar dari bawah, dari seorang Office Boy hingga menjadi Vice President, Dengan posisi tersebut ia tidak lagi dihinakan, bahkan ia dipuja dan sangat dihormati.

Banyak orang beranggapan bahwa kekayaan adalah segalanya, materi akan menyelesaikan segalanya. Akan tetapi hati kecilnya tidak bisa berdusta. Ada noktah kekosongan disana. Hatinya galau dan risau memikirkan untuk apa semua pencapaian, prestasi dan kekayaan yang selama ini ia peroleh. Ia sering mengalami kekosongan hati.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, begitu seterusnya, Ia menjalani hari-hari dengan hambar. Tidak ada yang dilakukannya selain bekerja dan bekerja. Sampai suatu ketika di Bulan Ramadhan seorang rekan mengajaknya pergi ke suatu tempat.

“ikut sama gua, yuk ” seorang rekan mengajak, tampaknya dia sudah lama mengetahui kegalauan hatiku.

“kemana? Emang mau ngapain” begitu jawabnya

“adalaah, ikut aja… ngga ada ruginya ikut ama gua” begitu sang rekan mencoba meyakinkan.

Akhirnya Eksekutif Bank tersebut bersedia di ajak, toh ia sedang memiliki keluasan waktu, tidak ada ruginya untuk mengikuti ajakannya.

Ternyata temannya tersebut mengajaknya ke sebuah Pengajian di sebuah Panti Asuhan Anak Yatim. Sepertinya temannya tsb telah terbiasa mengikuti pengajian seperti ini, mungkin sudah lama menjadi salah satu pengurus di Panti tersebut. Iapun larut mengikuti acara pengajian yang diselenggarakan. Pada dasarnya pengajian seperti itu sering ia ikuti kala masih di kampung dulu. Ramai sekali suasana pengajian, namun Ia seperti tidak merasakan kehangatan suasana seperti itu.

Ia memperhatikan anak-anak yang duduk bershalawat, mereka adalah anak-anak yang sudah tidak lagi memiliki orang tua. Suara takbir, tahlil dan tasbih sahut menyahut, sementara ia beku di tengah keramaian. Hatinya hampa dan gelisah.

Pengajian pun selesai tapi acara belum usai, ia berusaha meninggalkan ruangan. Ia berjalan-jalan keluar, masih diseputaran gedung panti Asuhan. Di tengah temaram bulan yang sedikit bersinar, ia melihat sinarnya tersembul sedikit diantara pintalan awan, Ia melangkah perlahan. Ia tendangi kerikil-kerikil kecil, mencoba mengatasi kegundahan yang ada. Beberapa anak yatim bermain berlarian di halaman panti, ia berusaha mengamati mereka semua. Tiba-tiba semungil panggilan menyeruak.

“Om, Om.. Om kan yang tadi di dalam ya, tadi ikut pengajian kan?”

Ternyata seorang anak perempuan memanggilnya .

“iya nak” “hmm siapa namamu sayang?” Ia balik bertanya

“Aku Nina om”

“cantik sekali Nina, Nina sedang apa” Ia membungkukkan badan, berusaha menyamai tinggi anak itu. “Nina sudah sekolah, sekolah dimana?”

“Sudah om, sekolah Nina dekat kok disini”

“pintar-pintar belajar ya nak disekolah,”

“Sini nak, temanin om lihat-lihat panti ya”

Ia pun berkeliling bersama Nina melihat lihat keadaan panti, kami mengobrol penuh canda, kampun pun semakin akrab .

Tiba-tiba Nina menyampaikan sesuatu yang tidak pernah diduga.

“Om hmm om”, suara Nina tercekat.

“ada apa Nina, kok kamu terlihat gelisah? Apa om bisa bantu?

“ini om… Nina boleh minta sesuatu ga, tapi om jangan marah yaaa”

“tentu Nina, om gak akan marah, Nina emang perlu apa?” Ia berjongkok mensejajarkan dengan Nina.

Lama Nina terdiam, wajahnya pucat menahan sekat ditenggorokan. Ia mengelus-elus kepalanya. “ada apa Nina… bilang sama Om, pasti om bantu”

“Om bolehkah Nina memanggil Ayah kepada Om?”

“Om ngga marah kan?”

“Om mau kan jadi ayah Nina?”

Bercecaran Nina mengeluarkan isi hatinya.

Eksekutif tersebut kaget, terdiam, tersungkur dalam keheningan.

Seketika ia peluk anak yatim tersebut, sungguh sebuah permintaan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Ternyata bukan boneka yg diminta Nina, bukan jg uang, hanya sebuah sebutan 'Ayah'. Tanpa terasa hatinya bergetar.

“tentu anakku, tentu” “Nina boleh memanggil Ayah”

Dipeluknya erat-erat Nina, tak terasa airmatanya telah mengalir, mengisi setiap relung kekosongan hatinya. Inikah petunjuk-Mu ya Rabb, ucapnya syukur dalam hati.

Kemudian Eksekutif Bank tersebut berniat untuk berpamitan

“Nina, ini kan sudah malam, Ayah pulang dulu ya, besok ayah kembali lagi, Nina istirahat ya, kan besok harus sekolah”

"Makasih..Ayah. kapan Ayah akan datang lagi ?"

"Boleh, sayang, Besok Nina mau dibawakan apa sama Ayah?” ia mencoba berpamitan

“Ngga usah ayah, Nina sudah senaaang sekali sekarang, karena sudah punya ayah.

“Ninaaa, kalau nina tidak minta, ayah tidak mau pulang”

Eksekutif Bank tsb membuka dompetnya “Lihat ini uang Ayah banyaak sekali, Nina tinggal minta , pasti Ayah belikan”

“tidak Ayah , Nina tidak ingin apa-apa”

“kalau Nina tidak mau , nanti Ayah tidak kesini lho besok” Ia sedikit mengancam

Nina terdiam cukup lama, “tapi Ayah jangan marah ya”

“iya nak, pasti Ayah membawakan”

“Ayah, selama ini Nina ingin memiliki sesuatu”

“apa itu nak?”

“Nina ingin punya foto”

“foto apa nak, ayah bisa bawakan kamera buat Nina, Nina mau kamera?”

“bukan ayah, bukan itu” , ”Nina ingin foto ayah dan ibu”

“loh untuk apa nak”

“buat diperlihatkan disekolah yah, Nina ingin memperlihatkan foto ayah dan ibu, kalau Nina sekarang punya ayah dan ibu”

Sang Eksekutif Bank tersebut mengangguk, seketika ia berlinang air mata, menangis tersedu-sedu. Sang Eksekutif Bank tsb memeluk Nina dan berkata, "Nina, besok Ayah akan datang lagi ke sini bersama ibumu dan kakak-kakak-mu dan akan Ayah bawa Foto Ayah dan Ibumu."

Kemudian ia pulang. Di mobilnya ia masih menangis tersedu, dadanya sesak, pintu langit seperti terbuka, Tuhan telah membukakan mata hatinya, mengisi setiap relung-relung yang selama ini terasa kosong. Ternyata uang yang banyak, materi bukanlah segalanya, kesuksesan bukan akhir dari sebuah kehidupan. Selama ini Ia mungkin terlalu sibuk hingga telah melupakan satu hal yaitu berbagi dan mengasihi.

Sahabatku,

Cerita di atas bukanlah fiktif, tapi memang kisah nyata. Sang Eksekutif tersebut bernama Bapak Houtman Zainal Arifin, bekas Office Boy di Citibank, yang karena ketekunannya dan kegigihannya serta rahmat Allah, akhirnya 19 tahun kemudian sejak Pak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank (Citibank, NA), Pak Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia bagi orang Indonesia waktu itu.

Sampai dengan saat ini barangkali belum ada yang mampu memecahkan rekor Pak Houtman yang masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Pak Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli Citibank Asia Pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang .

Kisah di atas sering Pak Houtman ungkapkan dalam berbagai kesempatan, bukan bermaksud bahkan jauh dari riya’ tentunya, tapi Pak Houtman sekedar memotivasi dan mengingatkan kita bahwa untuk mencapai kebahagiaan itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan cinta, meski sekedar memasukkan kebahagiaan kepada orang lain. Dan Pak Houtman telah memasukkan kebahagiaan kepada Nani yang Yatim.

Pak Houtman, yang usianya sudah berkepala 6 kini lebih aktif di masalah sosial, antara lain sebagai Penaaehat di Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Ia dan istrinya juga sibuk mengurus sebuah Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa di Selatan Jakarta.

Semoga Allah Swt memanjangkan umur beliau, memberikan kesehatan kepada beliau serta kebaikan yang banyak kepada beliau dan juga keluarganya. Aamiin.

DITEMUKAN

Ingat jaman sekolah SMP dulu, siapa yang menemukan benua Ameika ? ditemukan oleh Columbus, begitu katanya. Padahal benua Amerika sudah ada dan dihuni oleh penduduk asli Indian. Padahal mereka tidak merasa menghilangkan bahkan sudah lebih dahulu menempatinya. Ini kok ada yang ngaku-aku merasa menemukan benua Amerika oleh si Columbus, sudah jelas bangsa Indian yang sudah bertahun-tahun sebagai penduduk asli. Dalam perkembangannya malah sekarang penduduk asli  merasa kehilangan karena tersingkir oleh para pendatang baru dari luar Amerika. Sekarang oelh penduduk asli bangsa Indian ingin menemukan benua yang hilang.....begitu katanya...mbah Gendeng.