Laman

Selasa, 29 Maret 2011

KAWAN LAMA

Melalui jejaring sosial teman lama kembali bersua dalam dunia maya, wajahnya dapat terlihat melalui foto yang tertampang di jaringan facebook. Melalui jaringan itu pula seseorang dapat mencari teman-teman lama seangkatan alumninya. 
Sesuatu yang memungkinkan adalah bertemu langsung, ada beberapa hal yang menjadikan kendala,  rasa tidak percaya diri atau karena keadaan seseorang telah berubah.
Manariknya kali ini, justru kabar dari  anaknya yang menjadi jaringan pertemanannya bahwa  ada seorang kawan lama  setelah 25 tahun tak terdengar kabar berita adalah ibunya.

Tak disangka, ternyata teman jaringan pertemanan itu adalah anak dari kawan lama yang menghilang bagai tertelan bumi.
Rupanya yang disebut melipat bumi, seperti zaman sekarang ini suatu kejadian yang dahulu dianggap mustahil . Misalnya: Berbicara atau berhubungan langsung dengan orang yang berada dibenua yang berbeda, dahulu mustahil, sekarang tidak mustahil lagi sebab sudah ditemukan berbagai alat komunikasi.
Kalau saat dulu bertahun-tahun hanya ingat - sebuah syair lagu;

Mana mungkin kita bertemu,
Walau kini kau telah berdua,
Biarlah cinta kita yang indah,
Menjadi kenangan,

Kini aku tlah menyadari,
Engkau telah berdua,
Biarlah anganku sayang,
Terukir dihati,

Sejujurnya aku akui,
Kau yang sangat kusayangi,
Namun satu yang aku sesali,
Mengapa kita berjumpa,
Andai kau tak pernah hadir dihatiku,
Aku tak kecewa.

Mungkin itu dulu, ya itu dulu, sering sariawan -  sekarang tidak lagi.
Menyambung kembali tali persahabatan atau silahturahim itu bagus menambah rejeki, saling maaf memaafkan jika pernah terjadi kesalahan dan kekhilafan diantaranya perbuat sehingga menjadikan lega dihati.
Penting bagi seorang yang  sadar atau tidak pernah berbuat salah maka pada kesempatannya bisa minta maaf. Melalui melalui jejaring sosial facebook dimanfaatkan sebagai silahturahmi kembali.
Tidak menjadi soal jika tanpa bertatap muka langsungpun, namun yang penting hati telah menjadi nyaman tiada hal yang tersembunyi lagi.
Maafkanlah aku yang tak mampu untuk bertemu denganmu........

Nah, itu cerita kawanku yang tak pernah facebookan lagi setelahnya. Sekarang tak pernah lagi.Ada apa ya?....



Senin, 21 Maret 2011

MINTA KEPUTUSAN



Ini cerita lama, aku punya ponakan perempuan umurnya baru lima tahun.Naning namanya.
 Sutu hari saat aku pulang kuliah. Karena Naning ditinggal Bapak dan Ibunya aku dipasahi untuk mengasuh – momomg Naning sebentar. Dia sedang bermain dengan sepedanya tapi tidak dinaiki malah hanya dibolak-balik seperti tukang bengkel sedang reparasi.
Tidak berapa lama Naning bilang kepada saya;
Om tolong ambilin keputusan”
Aku ya bengong,  nggak paham apa maksudnya,  karena itu aku cuma diam saja dan Naning bilang lagi;
“Cepat to Om,  ambilin keputusan yang ada digudang itu”
Aku tambah bingung, apa yang  dimaksud. Masak ada keputusan ada digudang?!
Karena permintaannya tidak aku turuti, mendadak Naning nangis. Tangisannya kebetulan terdengar oleh Ibu yang sedang didapur. Saat aku terangkan apa yang dimaksud permintaan Naning, Ibu cepat-cepat ke gudang ambil palu (martil). Tambah kaget ibu ambil  palu buat apa?
“Ponakanmu ini kebanyakan nonton TV. Sebab ada iklan hakim mengetok palu sambil ngomong “ini keputusannya” sampai sekarang kalau nyebut palu ya keputusan”

Whe lha bocah Opo tumon - palu kok malih dadi keputusan. He, he, he.

Selasa, 08 Maret 2011

UANG ANAK SENDIRI


Sebagai seorang Bapak, yang selama ini berusaha menjaga keluarga yang harmonis namun apa daya ternyata sudah tak berkemampuan lagi . Kini anakku sudah besar sudah bisa mencari uang sendiri, akan tetapi ketika anak kesulitan keuanganpun sebagai orang tua masih ikut memikirkan untuk membantu. 
Saat ketika  orang tua butuh bantuan keuangan terpaksa meminjam kepada anak dengan berat hati anak memberikan pinjaman yang harus segera dikembalikan. Sedih rasanya  ketika masih kecil di uri-uri di gadang-gadang selalu diberi yang terbaik  makan dan kesehatan serta pendidikan sebagai pengantar kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa - Bangsa dan agama.
Kejadian ini mengingatkanku riwayat Nabi saw.:
Seorang lelaki datang kepada Nabi saw, mengadukan ayahnya yang menghabiskan uang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Nabi yang mulia memanggil ayah orang itu ke hadapannya. Ketika lelaki jompo itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Nabi bertanya, “Betulkah kau mengambil uang anakmu tanpa seizinnya?”
“Wahai Nabi Allah,” lelaki itu menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali untuk memberi makan kepadanya, bahkan terkadang aku membiarkan diriku kelaparan asalkan dia boleh makan. Sekarang aku telah tua dan lemah sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Ia mulai menyembunyikan uangnya dariku. Dahulu aku menyediakan makan untuknya tapi sekarang ia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah memperlakukan ia seperti ia mempelakukanku. Jika saja aku masih sekuat dulu, aku akan merelakan wangku untuknya.”
Ketika mendengar hal ini, airmata Nabi saw jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci, “Baiklah,” Nabi berkata, “habiskan seluruh uang anakmu sekehendak hatimu. Uang itu milikmu…”