Sekilas tentang segala sesuatu sebagai perenungan atau tela'ah untuk menambah wawasan. Dari kejadian yang dialami sendiri maupun orang lain atau sekapur sirih. Penuh cinta kasih pada sesamanya, menuju Ridho Allah.
Jumat, 27 Januari 2012
Senin, 16 Januari 2012
TANAMAN YANG DILARANG
Ada tanaman yang sudah dilarang keberadaannya, karena membahayakan bagi penggunanya, efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit,
dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga
pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir serta
dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).
Sejak dulu kala tanaman itu daunnya dipakai oleh penduduk sekitar yang memanfaatkannya sebagai penyedap masakan atau daunnya sebagai lalapan saat makan. Karena banyak orang yang menyalahgunakannya daunnya maka sekarang tanaman itu dilarang untuk ditanam oleh petani. Tanaman itu tumbuh liar di bukit-bukit asal tidak di pelihara oleh petani tak masalah tapi jika dirawat dan diam-diam diambil dan dimanfaatkan untuk keperluan lain maka yang membawa daunnya akan ditangkap oleh polisi dan masuk penjara. Meskipun dalam Qur'an dan Hadist tidak termasuk yang dilarang barang itu tapi esensi dan berbahayanya sama dengan memabukkan, merusak kesadaran kita. Berbeda dengan babi dan anjing sudah jelas-jelas dilarang memakannya tapi oleh pemerintah bagi yang membawa dan menjualnya tidak dilarang asalkan jelas bagi kosumsi bukan orang muslim.
Dan sudah pasti orang muslim akan menghidari kedua binatang tersebut baik dikonsumsi maupun memeliharanya.
Tetepi untuk tanaman yang satu ini siapapun yang kedapatan membawa daunnya akan terpidana sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Tanaman itu adalah "GANJA" , jadi jangan coba-coba membawa apalagi menyalahgunakannya.
Ada satu lagi tanaman yang sejenis yang efeknya tidak kalah hebat dari ganja di Jawa orang menyebutnya tanaman "KECUBUNG" - karena keberadaan tanaman itu tidak disalahgunakan oleh banyak orang maka tidak ada masalah. Kecubung dipakai oleh orang jaman dahulu untuk obat tidur, diatur kebutuhannya tidak boleh banyak-banyak memakainya, paling-paling satu biji kecil. Sekarang tanaman itupun sudah langka, bagi generasi sekarang pun tidak akan tahu bentuknya.
Yang penting azas manfaatnya tidak disalahgunakan , apabila disalahgunakan maka bisa-bisa mendapat larangan seperti tanaman ganja.
Seluruh apa yang tumbuh dimuka bumi ini untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh seluruh makhluk yang ada.
Kalau kita melihat besar kekuasaan Allah niscaya kita akan segera
mengucapkan “Allahu Akbar” “Subhanallah”. Allah menciptakan langit
tanpa tiang serta semua bintang yg menghiasi dan Allah turunkan dari
air hujan dan tumbuh dengan segala jenis tumbuh-tumbuhan. Bumi
terhampar sangat luas segala jenis makhluk bertempat tinggal di atas
berbagai keni’matan dikandung dan tiap orang dengan mudah bepergian ke mana yg dia inginkan.
Binatang
ada dengan berbagai jenis bentuk dan warnanya. Tumbuh-tumbuhan dengan segala
jenis dan buah-buahan dengan segala rasa dan warnanya. Laut yang sangat luas
dan segala rizki yang ada di dlm semua mengingatkan kita kepada kebesaran
Allah dan ke-Mahaagungan-Nya.
Senin, 09 Januari 2012
IRONI NEGARA MARITIM
"Jaman udah gak karuan, ini udah jaman eduuuaaaan - sangat edan" mbah Gendeng berkomentar keras.
"Opo tumon, Negara kita ini sudah terkenal sebagai Negara Maritim - wilayahnya termasuk perairan laut, lebih luas dari pada wilayah daratannya - lha kok malah impor ikan dari negara tetanggan ; Cina , India dll".
Boleh jadi ikan-ikan yang di impor itu juga ikan yang dicuri dari wilayah perairan Indonesia. Pemerintah harus bisa melindungi wilayah Nusantara ini, melindungi nelayan kita juga.
"Jika tidak, matilah mereka - wis jan embuh, negara kok diatur sama orang-orang bisnis, bisanya cuma cari untung sesa'at, tidak punya visi dan misi untuk jangka panjang".
Biar namanya mbah Gendeng sebetulnya tidak gendeng masih waras, bisa berfikir yang benar untuk anak cucu - jadi kalau kita sudah tidak ada alias mati - perlu meninggalkan pondasi kuat masalah bela negara dalam berfikir . Bagaimana memajukan Bangsa dan Negara dengan cara nilai-nilai berfikir positif .
"Dengan kemajuan teknologi sebuah negara juga tidak hanya
berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi pada hal yang lebih luas, yakni
kebanggaan yang akan tumbuh menjadi sebuah rasa nasionalisme".
Sebuah zaman di mana akal sehat tidak lagi digunakan, masyarakatnya berpikir
serba terbalik: yang benar dianggap aneh dan yang salah dianggap lumrah. Kebaikan dijauhi dan keburukan dijadikan
teladan. Amenangi jaman edan, sing ora edan ora keduman. Sak bejo-bejone wong
kang edan, luwih bejo wong kang iling lan waspada, demikian kata Ronggowarsito.
Alasan impor ikan secara hitungan bisnis hargaya lebih murah, jika semua urusan selalu berhitung mencari keuntungan sesa'at ngurus negara seperti ngurus perusahaan - bisa kacau! negara ini.
Apakah harus menanggalkan nurani dan akal sehat?. Inilah yang sekarang sedang terjadi
di Indonesia
kita tercinta saat ini.
"Sangat ironi disebut negara maritim malah impor ikan hasil curian diperairan negara kita" celoteh mbah Gendeng.
Karena hanya dengan jalan
berpikir, seseorang tidak mudah larut dalam kesesatan meskipun kesesatan itu
telah membudaya. Orang yang mau berpikir sehat tidak akan mengambil sesuatu
yang bukan haknya, tidak akan melakukan korupsi meskipun rekan kerjanya telah
membudayakannya.
Ironi.....ironi.....ironi...... mbah Gendeng melagukan lagu IRONI.
Minggu, 08 Januari 2012
TUGU GENTHONG MUTIHAN
Mbah Gendeng berpose di relief Prambanan |
Di kampung Mutihan terdapat sebuah Tugu genthong yang tingginya tidak lebih dari 3 meter diujungnya puncaknya diberi genthong tengkurep. Berdiri sejak tahun enam puluhan saat kerja bakti bersama-sama. Ide kreatif entah dari siapa, tidak jelas - akan tetapi maknanya sampai sekarang malah terkenal untuk mengidentifikasi area letak diantaranya bagi tempat tinggal di Mutihan. Biasanya pertanyaannya: "Dari Tugu Genthong kearah mana rumah Anda?"
Tugu genthong ibarat sebagai pengikat kampung Mutihan, nama Mutihan diambil dari nama makam Mbah Putih yang ada di Pesarean di Mutihan-sebelah selatan dari tugu Genthong itu.
Menurut Mbah Gendeng yang sekarang merantau di Bandung, beliau mengatakan bahwa Mutihan adalah sebagai kampung halamannya. Dikala mudanya menurut ceritanya, Mbah gendeng sering bermain musik di kampung Mutihan bersama-sama sahabat-sahabatnya diantaranya bernama: Udin, Djoko Parmono, Darman.
Kampung Mutihan sangat guyub masyarakatnya dan toleran antar sesama warga, kalau ada acara-acara Natal dan Idul Fitri warganya saling bahu membahu bergotong royong untuk merayakan. Itu menurut cerita dari Mbah gendeng, " Itu dulu , entah sekarang - apakah masih seperti itu, guyubnya? saya sudah betahun-tahun tidak pernah pulang kampung" katanya.
Tugu genthong, tugu kenangan bagi Mbah Gendeng, panggung hiburan yang sering berdiri didekatnya tempat berkreasi musik Folk Song anak-anak muda saat itu termasuk Mbah gendeng.
Tugu Genthong sekarang sebagai pengingat dan pengikat masyarakat kampung Mutihan, harus dilestarikan sudah dikenal sampai Jakarta dan bandung. Apa sebabnya? kok bisa dikenal ?.beberapa warga dari Kampung Mutihan yang merantau ke Bandung dan Jakarta, menceritakan tentang Kota Solo yang tidak pernah tidur dan Kampungnya di sekitar Tugu Genthong. Begitulah awal permulaan bahwa Tugu Genthong sudah terkenal tapi banyak yang belum melihat bentuknya.
Harapan dari Mbah Gendeng semoga warga Kampung Mutihan akan tetap rukun selalu bergotong royong - bahu membahu dalam berkehidupan sosial - " Orang yang berguna adalah orang yang banyak manfaatnya bagi sesamanya" begitu tutur Mbah Gendeng.
Kamis, 05 Januari 2012
KAPAN TIDAK MERDEKA LAGI ?
Kini tibalah saat yang menyedihkan kang Kerta diusir dari tanah garapan miliknya oleh seorang Petugas dari Kantor yang berwenang:
Kang Kerta : " Kenapa Pak, saya diusir dari tanah ini , sudah dari jaman Belanda saya tinggal disini sebagai seorang Petani" ?
Petugas : "Kita kan sudah Medeka , semua harus tertip". Sampeyan kudu pindah dari sini. Mengerti!"
Kang Kerta : "Saya harus pindah kemana Pak?"
Petugas : " Itu sih bukan urusan ku, terserah kamu saja!"
Terpaksa kang Kerta sekeluarga pindah mencari lahan garapan lain, dengan susah payah berusaha menhidupi keluarganya.
Dengan segenap usaha tenaga membuka lahan baru yang bisa ditanami, kang Kerta hanya bisa bertani tidak bisa kerja selain itu.
Cukup berhasil kali ini bisa menjadikan lahan pertanian.
Beberapa tahun kemudian, tanah yang telah menjadi sebuah pertanian dan bisa dinikmati rakyat sebagai penyambung hidup tanpa merongrong pemerintah.
Kembali didatangi petugas untuk pindah dari tempat ini.
Petugas : "Kalian disini memakai tanah milik Negara, kita ini sudah Merdeka semuanya harus tertip, jangan mengambil yang bukan haknya".
Kang Kerta : "Kenapa saya diusir lagi, Pak?, Sejak jaman belanda sampai sekarang bapa-bapak saya tidak pernah diusir? - Sekarang malah saya yang selalu di usir?"
Petugas : " Jangan membangkang, mau saya masukin di bui?, kita sudah Merdeka jadi ya harus tertip administrasi"
Kang Kerta : ' Jadi, kapan tidak merdeka lagi?, biar saya tidak diusir terus"
Langganan:
Postingan (Atom)