Laman

Kamis, 01 Desember 2011

KAPAN NEGARA KITA MAKMUR

Sebagai rakyat kecil kita hanya mengharapkan kepada anggota Dewan dalam hal ini DPR mengarahkan pemerintah bisa menjalankan Pasal 33 UUD’45, BUMI dan kekayaan alam… dikuasai negara.
Sejak saya masuk Sekolah Dasar sudah bangga dengan Negara kita punya banyak kekayaan alam. Tapi sampai sekarang kok belum bisa menikmati  sumber alam yang melimpah ini malah dikeruk oleh bangsa asing. Kenapa rakyat tidak mendapat kemakmuran dari bumi  yang terkandung kekayaan yang ada di wilayah kita.
Sumber daya alam memang melimpah tapi sayang, boleh jadi SDM kita yang parah, masih belum pintar berhitung untuk kepentingan bangsanya. Padahal kita sudah merdeka, sepertinya bangsa bangsa  asing masih ingin mengeruk kekayaan alam  Negeri  kita.
Terima kasih kepada DPR bahwa tugas berat  telah diperjuangkan cuma sebatas kemampuan sesuai dengan porsinya dan kelompoknya saja. Semoga amal ibadah anda diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Neolib-dilontarkan kepada orang-orang yang perlu disingkirkan, lalu - Siapa  sih yang Neolib?
Yang saya tahu, Neolib artinya kepemimpinan yang anti pajak.    Jadi kira-kira orang-orang yang anti pajak atau ngemplang pajak itu siapa?.
Setiap kebijakan tentu ada pro dan kontra, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya;
kebijakan misalkan::
- Dengan resiko  besar, berkorban untuk menjaga keutuhan kestabilan/ keutuhan masyarakat  banyak menjadi damai. Atau mengorbankan masyarakat banyak dengan resiko kecil, menglabuhi pajak.
Dalam catatan:
1. Lumpur muncrat di dekat area pengeboran Lapindo Brantas Inc milik Grup Bakrie di Sidoarjo, kasihan rakyat kita bukannya menikmati hasil kekayaan alam malah terkena musibah. Siapa yang bertanggung jawab?
2. Departemen Keuangan meminta Imigrasi mencekal 14 pengusaha batu bara, termasuk petinggi di Grup Bakrie, karena menunggak pembayaran royalti kepada negara. Total seluruh tunggakan perusahaan itu Rp 3,9 triliun, yang tak dibayarkan sejak 2001. 
3. Kisruh Saham Newmont Nusa tenggara.
Kita inginkan DPR mendorong untuk melaksanakan UUD 45 pasal 33, semoga masih ada yang tidak berjiwa Neolib.atau menuduh neolib kepada orang yang bersebrangan atas kebijakan yang diambil.

Dan sungguh benar sabda Nabi shollallohu alaihi wasallam  yang menggambarkan perihal manusia zaman sekarang yang serba terbalik dalam sabda beliau yang berbunyi:
“Akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu. Orang yang dusta dibenarkan, orang yang jujur didustakan. Orang yang khianat diberi amanat, orang yang amanat dianggap khianat. Dan orang-orang Ruwaibidhoh berani bicara.” Ada yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhoh itu?” Beliau menjawab, “Dia adalah orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak.”

Kamis, 03 November 2011

BANTAL



Tahukah anda watak kita dapat dikenali melalui cara kita menggunakan bantal sewaktu tidur ?
1) Memeluk Bantal
Mereka yang suka memeluk bantal biasanya berjiwa seni. Mereka mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap lukisan, musik dan sastra. Perasaan mereka halus dan jiwa mereka romantik. Kadangkala ada yang bisa membaca peristiwa yang akan berlaku melalui mimpi. Mereka juga sangat prihatin terhadap kesusilaan.
2) Menggunakan Banyak Bantal
Mereka biasanya kurang keyakinan.Dalam kehidupan seharian mereka memerlukan banyak pendamping.
Mereka jarang membuat keputusan sendiri, sebaliknya mendapatkan pandangan orang lain.
3) Tidur Dengan Satu Bantal
Mereka bukan jenis mengada-ngada dan boleh menerima keadaan seadanya. Mereka juga membuat keputusan berdasarkan fikiran dan bukan nafsu semata-mata.
4) Meletakkan Bantal Di Bawah Kaki
Mrk mempunyai sifat kurang baik. Mereka jarang bergaul dengan org ramai, malah kaku dalam pergaulan. Ini menyebabkan mereka cenderung bersifat egois. Mereka juga gemar menempuh jalan pintas untuk mencapai cita2. Mereka tdk suka berusaha.
5) Tidur tanpa Bantal
Mereka memiliki sifat percaya diri yang sangat tinggi. Kadangkala sifat percaya diri ini akhirnya akan membawa kepada sifat ego.
6) Tidak punya bantal
Kasian deh lo..
7) Nemu bantal
Beruntung deh lo…
8) Tidur gigit bantal.
Kelaparan deh lo…
9) Tidur sambil lempar bantal.
Kesurupan setan..karena sering nonton acara PENAMPAKAN
10) Tidur di bawah bantal.
Bisa-bisa mati konyol deh loe..

Selasa, 25 Oktober 2011

KOMENTAR TENTANG GADDAFI


Terlepas dari segala kekurangannya, Gaddafi berhasil memakmurkan rakyat Libya dengan minyak dan gas yg dimiliki Libya. Pekerjaan dengan gaji tinggi dan juga biaya hidup yg rendah tersedia bukan hanya bagi rakyat Libya. Tapi juga bagi pekerja asing.
Dengan berkuasanya para pemberontak yg didukung AS dan Eropa, bukan tak mungkin Kekayaan Alam dan Ekonomi Libya jatuh ke tangan Kapitalis dari Keluarga Rothschild dan Rockefeller.
Harap diingat, Keluarga Rockefeller memiliki banyak perusahaan migas kelas dunia seperti Exxon Mobil, Chevron, Conoco, Standard, dsb. Mereka inilah yg akan menikmati minyak dan gas Libya. Bukan rakyat Libya.
Lihat bagaimana miskinnya rakyat Indonesia karena kekayaan alamnya seperti minyak, gas, emas, dsb dikuras oleh perusahaan2 AS milik keluarga Rothschild dan Rockefeller. Sebagai contoh, Exxon Mobil, Chevron, Conoco, dsb yg beroperasi di Indonesia milik keluarga Rockefeller yang Zionis.
Freeport cuma memberi Indonesia 1% dari emas dan perak yang mereka gali di Papua. Freeport dapat 99%! Padahal Indonesia dengan BUMN ANTAMnya sebenarnya bisa mengelola itu.
Rakyat Libya akan sama miskinnya dengan negara2 Afrika lainnya seperti Nigeria...
Secara logika jika kita berpikir, "Tak mungkin AS dan Eropa mati2an membela pemberontak Libya jika tujuan pemberontak itu adalah untuk mendirikan negara Islam/syari'at Islam. Mereka mendukungnya karena pemberontak tsb bisa jadi boneka mereka..."
Secara logika juga, tak mungkin muslim yang benar mau bekerjasama dengan negara2 kafir harbi yg membunuh ummat Islam di Iraq dan Afghanistan seperti AS dan Eropa guna membunuh sesama Muslim di Libya...
Jika ada yang bilang Khadafi adalah Musailamah modern atau tokoh munafik modern, boleh jadi para pemberontak Libya sekarang adalah Musailamah modern yang jadi boneka kaum kafir Harbi AS dan NATO.
Silahkan baca berita di bawah bagaimana gigihnya NATO membantu kaum pemberontak Libya sehingga bisa membunuh Khadafi.
Ada juga yang memfitnah Qaddafi sebagai bukan Muslim, merasa sama dengan Allah, dan menghina Nabi Muhammad. Jika benar begitu, mengapa Qaddafi masih mau shalat menghadap Allah dan mengapa dia mau mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW? Jelas tudingan itu fitnah belaka. Berita tentang itu dari Antara ada di bawah.
kadang  memang sebagian muslim gampang mengkafirkan sesama Muslim.
Sebagai bukti ada foto Qaddafi jadi imam shalat di mana 800 ulama lebih termasuk KH Arifin Ilham jadi makmumnya. Kemudian ada wasiat Qaddafi yg bersumpah tak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Nabinya. Kok bisa mereka Fitnah Qaddafi sebagai merasa sama dengan Allah dan menghina Nabi Muhammad?
Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang yang sedang mengucapkan, "Laa ilaaha illallaah, " Nabi menyalahkannya dengan sabdanya, "Engkau bunuh dia, setelah dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah." Usamah lalu berkata, "Dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut mati."
Kemudian Rasulullah saw. bersabda, "Apakah kamu mengetahui isi hatinya?"

PERJALANAN ROHANI



Perjalanan kerohanian untuk mencapai kakekat bagi saya tak ubahnya perjalanan diri kta untuk tidur. Segampang itu ? Justru karena perbandingannya dengan tidur menjadi gampang-gampang susah. karena tidur itu alami. Siapapun dia pasti bisa tidur. Yang bodoh yang alim yang kaya yang miskin yang bayi yang tua….semua pasti bisa tidur dengan mudahnya. Lho kok diperbandingkan dengan perjalanan spiritualitas ?
Coba perhatikan ini. Kalau orang mau tidur membawa ilmu teori tentang tidurnya, maka tidak bisa tidur dia, bahkan insomnia. Kalau tidur dipikirkan maka tidak juga berhasil tidur, hanya menjadi pemikir soal tidur namun tidak pelaku tidur. Kalau tidur dengan serius membaca buku tentang ilmu ridur maka dia akan terjebak dalam persepsinya sendiri, bukan meng-’alami’ hakekat tidur itu sendiri. Kalau tidurnya dengan masih menghafal ilmu perjalanan tidur, maka tidurnya menjadi tersasar kepada khayalan seakan-akan tidur padahal bukan atau schizophrenia. Kalau tidurnya masih bertanya bagaimana cara untuk tidur, maka ia tidak akan menemukan tidur itu sendiri. Kalau tidur dibahas dan didiskusikan maka ia akan menjadi tukang debat.
Perjalanan rohani adalah keinginan kita namun untuk selanjutnya biarkan Allah sendiri yang menuntun. Ya, bagaikan tidur. Kita ‘loss’ …. biarkan Dia yang membimbing kita. “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rela dan diridloiNya.” Itulah. Ketika kita bertekad akan meng-’alami’ sendiri perjalanan rohani kita untuk menemui-Nya, yang adalah tan kinoyo ngopo, laista kamislihi, kita tinggal rela saja, ikhlas saja terhadap-Nya. Kita tidak disuruh membawa ilmu kita pun juga tidak amal kita. Bersandar saja pada welas asih-Nya.
Kita perhatikan tokoh-tokoh yang sudah menjadi legenda. Jalaludin Rumi berputar-putar mencari posisi rohani agar menemukan Sang Maha Ada, Al-Ahad. Kemudian Al Junaid mencari kesejatian dirinya hingga beliau menemukan-Nya dalam dirinya sendiri. Mohammad Iqbal yang terkenal dengan penyatuannya dengan butir-butir atom materi sehingga dia mengatakan akulah alam semesta (makrokosmos dalam mikrokosmos). Dan….. sang iblis, mantan penghulu sorga. Sampai sekarang dia tetap duduk bersimpuh dihadapan Allah dengan tetap mengakui dan menyatakan bahwa Allah Tuhannya yang Ahad, Sang Esa, Sang Maha Perkasa dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Iblis berdoa “fi bi ‘izzatika……“Dengan keagunganMu aku memohon, kata iblis, untuk menyesatkan manusia (Shaad 82-83).
Lalu apa perbedaan antar si iblis dengan para pendaki kerohanian itu ? Tentu perbedaan yang mendasar adalah ketika iblis merasa dirinya “ana khoiru mihu”, aku lebih baik darinya. Kesombongan. Kesombongan itu yang menjadi penyebab iblis dilaknat oleh Allah. Sedangkan para pendaki alam kerohanian, alam kesejatian,ngelmu sejati, al-haqiqoh,….mereka justru merasa fana, bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Bagi mereka semua merupakan anugerah Ilahi. Semua kebaikan merupakan karya Tuhan. Mereka tinggal menjadi ‘penyaksi’ yang sejati.

Kamis, 20 Oktober 2011

FOTO-FOTO PULANG KAMPUNG

 Dari kiri: Heru Kris, Sutikno, Koestiyah, diyah
 Foto di Gallery pelukis Wiryono (dari kiri no.2) : Setono Kampung Batik Laweyan - Solo

 Bersama Paman "Sutikno" di Premulung - Sondakan -Solo








 Mampir di Jogyakarta "Karaton" kreta Pangeran.










Ketiga anak dari Heru Kris: dari kiri- Diyani, Anggita, Andhika.

Silaturahmi

Kewajiban yang lebih muda sowan ke pinisepuh "Pakde Cokro Sularno" Sondakan

herkris santai "SERIUS"

herkris santai, tidak santai serius- pelajari.
Setiap orang hendaknya menekuni jalan hidup yang ditetapkan Allah kepadanya.
Siapa yang ditetapkan Allah menjadi penuntut ilmu, hendaknya ia bersungguh-sungguh menuntut ilmu, mengulang-ulang pelajaran dan hafalannya, kemudian mengamalkan ilmunya.
Siapa yang ditetapkan Allah untuk mencari rezeki, hendaknya ia ridho dan bersungguh-sungguh dalam mengelola usahanya.
Begitulah, setiap orang hendaknya ridho dan mensyukuri apa yang telah ditentukan Allah baginya sehingga ia dapat mencapai derajat orang-orang yang sempurna.

Yang benar, kamu bersikukuh pada ketentuan Allah,hingga Allah memindahkanmu darinya.

Salah Kambing Hitam

Untuk tidak mencari kambing hitam dari segala peristiwa yang terjadi, maka kita semua memahami akan dalil di dalam manajemen perusahaan (leadership) bahwa : ”Tidak ada bawahan yang salah. Yang ada adalah pimpinan yang salah.” Begitu pula dalam konteks negara sebagai sebuah perusahaan : ”Tidak ada rakyat yang salah, melainkan pemimpinnyalah yang salah.”
Dilihat dari perspektif spiritual, hakekat segala apa yang terjadi merupakan refleksi atau pantulan cermin dari Pemimpinnya. Secara singkat dapatlah diurai hakekat dari bencana-bencana yang terjadi di Perusahaan Nusantara ini.

Sudah saatnya bagi kita semua melakukan introspeksi dan bangkit menuju kesadaran bahwa kita sebagai makhluk ciptaan-Nya wajib memiliki rasa rumangsa lan pangrasa (menyadari) bahwa keberadaan di dunia ini sebagai hamba ciptaan Ilahi, yang mengemban tugas untuk selalu mengabdi hanya kepada-Nya.

Siapapun orang yang didaulat untuk memimpin wajib melaksanakan tugas amanah yang diemban, menjadi khalifah pembangun peradaban serta tatanan kehidupan di perusahaan ini, agar kehidupan karyawan, dan keluarga sekitarnya dapat tenteram, sejahtera, damai, aman sentosa, sehingga dapat menjadi wahana mencapai kebahagiaan abadi di alam akhirat kelak.

Kepada para Pemegang amanah adalah Direksi harapannya semoga tetap dalam koridor undang-undang yang berlaku, menjadilah khalifah diBumi ini.

Selasa, 11 Oktober 2011

MUDIK LEBARAN 2011

 
Mudik berlebaran,  bersilaturahim ke sedulur dari keluarga trah Wiryo Wikromo di Laweyan (kami sekeluarga dari Alm. Bp. Enersi Sudarno). Perjalanan kali ini sekaligus wisata kuliner pulang kampung halaman di SOLO.
Kampung Mutihan dekat Tugu gentong adalah menjadi kenangan terindah dimana aku dibesarkan oleh kedua Kakek dan Nenekku.
Sampai di Solo kami sekeluarga menginap di Hotel Mangkuyudan, masih ada satu kamar kosong ditambah extra bed, seharga Rp. 290.000 per malam -  rencanakan kami tinggal 5 hari.
Pertama berkunjung ke rumah Pak De Tjokro Sularno (kakak dari ayahku “Enersi Sudarno”) sudah berusia 91 tahun, yang tinggal di Sondakan. Kemudian dilanjutkan kerumah Pak Lik Sutikno (adik dari ayahku “Enersi Sudarno ) yang tinggal di Premulung (depan Sekolah Dasar Premulung)
Kota Solo adalah kota yang tak pernah tidur, kenapa dikatakan seperti itu karena dari  pagi hari orang jualan makanan lilih berganti. Dari waktu pagi orang jualan sego liwet, jual bubur atau sego pecel , sambel tumpang , sambel goreng, ketan bubuk/juruh dan lain-lain sudah habis pada jam 10 pagi, dilanjutkan siang sudah ada aneka makanan di tempat –tempat yang ada. Sore hari sudah ada Lesehan atau angkringan sampai dini hari.
Yang disinggahi dalam wisata kuliner pertama kali adalah – Pagi hari menuju ke Pasar Jongke mencari sego liwet yang jualannya sudah sepuh (nenek2) tapi masih kuat dan sehat.
Hari berikutnya tidak lupa – mencoba Rumah makan baru Dapur Solo di Purwosari dekat palang sepur dan POM bensin yang membuat macet jalan di dekat palang kereta api, mengingatkan saya, disitu  pernah terjadi tragedy rombongan bus tertabrak Kereta.
Tidak jauh dari situ, di malam harinya mampir minum susu murni  Boyolali dan sate kikil atau sate telur burung puyuh.
Jangan lupa, menuju Lapangan Manahan beli Timlo dan Selat Solo, disana ada juga es puter yang berkeliling di sekitar lapangan Manahan yang teduh. Kota yang asri indah ada tempat kanopi untuk duduk dan santai dari besi ukir.
Dipastikan  mampir ke baso Lapangan Sriwaru (Pak Min),  -  setiap singgah disini selalu penuh laris, menurut isteriku namanya baso comot ; kenapa dibilang begitu karena basonya dicomot terus dipotong-potong . Sekarang,  ternyata ada yang lain baso Lapangan Sriwaru di bagian utara.
Jalan-jalan ke Kampung batik laweyan – daerah Setono , geliat batik saat ini menjadi obyek kunjungan wisata batik yang unik disetiap gedong atau rumah kuno di sulap menjadi distro-distro batik. Dahulu kala sangat susah masuk rumah para gedongan ini  laweyan karena sangat menjaga rahsia batik masing-masing yang diproduksinya. Dengan adanya geliat batik maka sekarang terbuka untuk umum bahkan tata-cara membuat batik atau mau praktek bisa diperoleh disini. Di kampong batik Laweyan  ada sebuah tempat  gallery lukisan kepunyaan seorang seniman – pelukis bernama Wiryono. Dimulai aliran naturalis dan  menuju surialis ; lukisannya sungguh menawan bagi yang melihatnya seakan –akan ada ruhnya berdaya magis. Banyak lukisan para tokoh dari tokoh seniman  sampai politik tokoh ilmuwan pernah dia lukis di gallerynya. Yang menarik lukisan tokoh seorang pahlawan memakai seragam kebesaran angkatan darat “ Enersi Sudarno” sangat berenergi sesuai dengan nama tokoh itu.

Selasa, 23 Agustus 2011

PEMUDA WANGI SURGA

Di dalam sebuah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah rhodiyallaahu ‘anhu, Rasululllah shollallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “ Ada tujuh golongan orang yang mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya… diantaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah.”
Dan di dalam sebuah hadits shohih yang berasal dari Anas bin an-Nadhr rhodiyallaahu ‘anhu, ketika perang Uhud ia berkata,”Wah …. angin surga, sunguh aku telah mencium wangi surga yang berasal dari balik gunung Uhud.”
 Seorang Doktor bercerita kepadaku, “ Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal – semoga Allah merahmatinya -. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya? 
Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya –semoga Allah membalas segala kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh.
Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel ? Atau apa?           
            Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka,
‘Jangan khawatir! Saya akan meninggal … tenanglah … sesungguhnya aku mencium wangi surga.!’ Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di hadapan para dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai saudara-saudara, aku akan mati, maka janganlah kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku mencium wangi surga.’
             Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’ Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta subhanahu wa ta’ala.
            Allahu Akbar … apa yang harus aku katakan dan apa yang harus aku komentari…Semua kalimat tidak mampu terucap … dan pena telah kering di tangan… Aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah subhanahu wa ta’ala, “ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat.” (Ibrahim : 27)
Tidak ada yang perlu dikomentari lagi.
            Ia melanjutkan kisahnya,
            “Mereka membawa jenazah pemuda tersebut untuk dimandikan.  Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat pemandian mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan  yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Magrib pada hari yang sama.
 Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullaah Shallallaahu ‘alahi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat”. Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.
  1. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Pada tubuh orang yang sudah meninggal itu (biasanya-red) dingin, kering dan kaku.
  2. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
 Subhanalllah … Sungguh indah kematian seperti itu. Kita memohon semoga Allah subhanahu wa ta’ala menganugrahkan kita khusnul khatimah.
Saudara-saudara tercinta … kisah belum selesai…
             Saudara Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabnya?
             Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya?
Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan husnul khatimah (insyaAllah –red) yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-ngidamkann ya; meninggal dengan mencium wangi surga.
             Ayahnya berkata, “Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjama’ah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU.”
 Aku katakan, “Maha benar Allah” yang berfirman (yang artinya-red)
 “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan  (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Fhushilat:30- 32)

DOKTER MASUK ISLAM

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.
Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.
Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim,
”Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!”
Dokter Muslim itupun menjawab,
”Ya, Al-Qur’an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar.”
Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut…!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, ”Bagaimana kamu tahu?”
Dokter Muslim menajwab
”Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan.”
Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur’an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu,
”Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan.” (QS. An-Nisa:11)
Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah Robb semesta alam.

Minggu, 05 Juni 2011

SAFAAT KARENA SHOLAWAT

Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat.

SEORANG SUFI DAN PENJAHAT

Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat sang sufi tidaklah digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai sang ajal datang menjemputnya. Sang penjahat, menurut sufi, benar-benar yang bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina dan bahkan tidak sempat bertobat. Secara logis, sang sufi mengatakan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab neraka. Namun apa yang terjadi?

Pada suatu malam, sang sufi bermimpi, ia melihat sang penjahat menempati posisi yang amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian surga yang hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmumendapatkan martabat setinggi ini?” Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengarkan orang yang alim yang ada disitu berkata, “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan surga.” Kemudian sang alim itu mengangkatkan suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir disekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah, aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah SWT Yang Maha Pemurah terhadap nikmatNya.

Minggu, 29 Mei 2011

LIHATLAH WAJAH-WAJAH

 foto: herkris "santai" ; lihatlah wajah-wajah



Beraneka ragam wajah manusia tak akan pernah ada yang sama persis, sekalipun kembar identik. Ingat kisah Bima yang gurunya untuk  mencari air suci. Dimana yang ditemuinya justru kembaran diri pribadi wajah dan bentuknya sama cuma lebih kecil. Sesungguhnya didalam diri ini bisa ditemukan kembaran yang ada di setiap manusia adalah merupakan sejatinya diri.
Ya,,,barangsiapa mengenal diri (sejati)nya, akan mengenal Tuhannya’. Man ‘Arafa Nafsahu, Faqad ‘Arafa Rabbahu. Konon itu kata-kata Baginda Rasulullah SAW (walaupun masih ada banyak perdebatan mengenai siapa sebenarnya yang mengucapkan kata-kata tersebut, tapi di kalangan pejalan ruhani yang pernah mimpi bertemu dengan Baginda Rasul SAW, konon Beliau membenarkan bahwa kata-kata tersebut adalah kata-katanya).
Tapi seberapa susahnya sebenarnya mengenal diri itu? Sebegitu pentingnya kah hal itu sehingga bisa mengantarkan seseorang pada suatu pengenalan yang sungguh agung, sesuatu yang dicita-citakan oleh siapa saja yang percaya, pengenalan akan Tuhan? Bukankah yang disebut “saya” ini ya saya, ya yang ini? Tidakkah kita semua tahu dan kenal diri kita sendiri?

Selasa, 03 Mei 2011

PUASA KUNANG-KUNANG

Entah sudah berapa kali dalam usianya yang mendekati 40 tahun itu Budi menjalani puasa Ramadan. Barangkali sudah lebih dari 25 kali. Puasa Ramadan sudah menjadi hal yang rutin yang tiap tahun dijalaninya dengan ikhlas. Mungkin karena kerutinan itu Budi tidak pernah merasakan sesuatu yang khas, atau sesuatu yang dicatat  dengan penuh perhatian, Pokoknya puasa , ya puasa itu kewajiban dari Tuhan yang tentunya baik sekali jika dijalankan.
Namun awal puasa tahun ini dialami oleh Budi dengan catatan yang mengesankan. Pertemuannya dengan seorang tetangga jauh membuat Budi merenung, Pak Kasmin tetangga jauh itu, minta pertimbangan Budi menyangkut ibadah puasa.
"Mas Budi, sampean yang sering ngaji, tolong beri penjelasan atas pertanyaan saya ini" kata Pak Kasmin
"Kalau bisa saya senang melakukannya Bagaimana, Pak? jawab Budi.
"Menurut Sampean, orang seperti saya ini harus puasa atau tidak?
"Sampean tahu siapa dan bagaimana saya, bukan?
Budi tertegun, Dia tahu betul siapa Pak Kasmin. Usia jelas diatas lima puluh. Badannya semampai atau jelasnya kurus langsing. Tulang pipinya menonjol, kulitnya hitam karena terlalu sering terjerang matahari. 
Pak Kasmin tinggal bersama anak-isterinya dalam rumah lapuk, hanya dua atau tiga meter dari kali dan itupun tanah milik orang lain. Dan untuk menghidupi diri dan keluarganya, Pak Kasmin yang sudah tua itu bekerja sebagai penarik becak.
Dalam pikiran Budi perputar, seorang tukang becak harus mengeluarkan tenaga 4 ribu sampai 5 ribu kalori setiap hari. Tenaga sebanyak itu bisa dipasok melalui makanan ketika sahur ditambah kalori laten  dalam tubuh yang tersimpan sebagai lemak. Seorang yang cukup makan dan cukup cadangan lemak secara teoritik mampu menjadi tukang becak yang berpuasa disiang hari. Namun bagaimana dengan Pak Kasmin?
Sebelum Budi berkata sesuatu, Pak Kasmin menyambung ucapannya lebih jauh.
"Begini Mas Budi, Saya sebenarnya ingin menunaikan puasa. Tetapi saya sering tak bisa makan sahur karena , ya, namanya tukang becak, rezeki sangat tidak pasti. Bila kebetulan tak bisa makan sahur, mata saya sering berkunang-kunang selagi narik becak. Itulah, maka saya ingin bertanya  orang seperti saya harus puasa atau tidak?"
"Pertanyaanmu tak bisa saya jawab, Pak Kasmin. Saya  minta maaf"
Barangkali  orag lain bisa menjawab pertayaan Pak Kasmin. Namun  Budi sungguh tak bisa melakukannya.
Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalanya, seakan dengan paksa membuka mata Budi akan suasana  sekeliling. Hatinya sendiri kini bertanya apakah artinya puasa bila ada tetangga yang tak bisa menunaikan ibadah itu lantaran kurang bekal. Apakah artinya puasa bila seorang tetangga disebelah rumah tak bisa makan sahur lantaran tak punya beras.
Budi pulang. Sampai dirumah ia menyuruh anaknya mengatar beberapa kilo beras kepada Pak Kasmin dengan harapan keluarga itu nanti malam bisa makan sahur. Namun Budi merasa beberapa kilo beras itu sama sekali bukan jawaban yang memadai atas pertanyaan Pak Kasmin, "Apakah orang seperti saya harus berpuasa?.  Mata saya sering berkunang-kunang"

Senin, 04 April 2011

MALAIKAT KECIL




Setiap hari Jum'at, selepas menunaikan shalat Jum'at, seorang Imam dan
anaknya yang berusia 9 tahun selalu berjalan menyusuri jalan di kota
kecil itu dan menyebarkan buletin "Jendela Surga" dan beberapa tulisan
Islami yang lain. Pada satu Jum'at, hari dimana Imam dan anaknya itu biasa keluar untuk membagi-bagikan buletin Islam itu, cuaca amat dingin dan hujan mulai turun.
Anak kecil itu mengenakan jas hujan seraya berkata
"Ayah, Saya sudah siap..!"

Ayahnya terkejut dan berkata "Siap untuk apa?".

"Lho, bukankah ini saatnya kita keluar untuk membagi-bagikan buletin Risalah Allah ini, ayah"

"Anakku! di luar hujan begitu lebat dan udara sangat dingin"

"Ayah, bukankah di sana masih ada manusia yang bisa tersesat dan masuk
neraka ketika hujan turun?"

Ayahnya menambah "Iya, tapi Ayah tidak sanggup keluar dalam cuaca
begini"

Dengan merajuk anaknya merayu "Ijinkan aku pergi ya, ayah?"

Ayahnya merasa agak ragu namun menyerahkan buletin-buletin itu kepada anaknya. "Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersamamu!"

"Terima kasih Ayah" Dengan wajah berseri-seri anak itu pergi meredah hujan dan tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan.

Anak kecil itu pun membagikan buletin tersebut kepada siapa saja yang dijumpainya. Begitu juga dia mengetuk setiap rumah dan memberikan buletin itu kepada penghuninya.

Setelah dua jam, hanya tersisa satu buletin "Jendela Surga" ada pada tangannya. Dia merasa tanggungjawabnya belum tuntas jika masih ada artikel di tangannya.

Dia berputar-putar ke sana ke mari mencari siapa yang akan diberi buletin terakhirnya itu namun gagal.

Akhirnya dia melihat satu rumah yang agak menjorok kedalam dari jalan itu, kemudian dia langkahkan kakinya menghampiri rumah itu. Begitu sampai di depan rumah itu, ditekannya bel rumah itu sekali. Ditunggunya sebentar, dan ditekan sekali lagi namun tiada jawaban. Diketuk pula pintu itu namun tidak juga ada jawaban.

Seolah ada sesuatu yang menahannya sehingga anak itu enggan pergi. Mungkin rumah inilah harapannya agar artikel ini diserahkan, pikirnya.. Dia pun mengambil keputusan menekan bel sekali lagi.

Akhirnya pintu rumah itu dibuka. Di depan pintu berdiri seorang perempuan sekitar umur 50 tahun.

Wajahnya muram dan sedih. "Nak, apa yang bisa ibu bantu?"

"Ibu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari Allah. Karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu. Saya datang hanya ingin menyerahkan buletin terakhir ini dan Ibu adalah orang yang paling beruntung". Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.

"Terima kasih nak, Tuhan akan melindungi kamu" jawabnya dengan nada yang lembut.

Minggu berikutnya sebelum waktu shalat Jum'at dimulai, seperti biasa Imam naik ke atas mimbar untuk memberikan informasi tentang kegiatan di masjid itu seminggu terakhir. Sebelum selesai, dia bertanya " Ada yang ingin bertanya sesuatu?"

Tiba-tiba ada yang bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia seorang perempuan separuh baya.

"Maaf, saya rasa di masjid ini tidak ada yang mengenal saya. Saya tak pernah hadir ke majlis ini. Untuk anda sekalian ketahui, bahwa saya bukanlah orang Islam.

Suami saya meninggal beberapa tahun yang lalu dan meninggalkan saya seorang diri di dunia ini..." Air mata mulai menggenang di kelopak matanya.

Pada hari Jum'at lalu saya mengambil keputusan untuk bunuh diri. Saya ambil kursi dan tali. Saya ikat ujung tali di eternit atas dan ujung satu lagi saya lilitkan di leher. Ketika saya hendak melompat, tiba-tiba bel rumah saya berbunyi. Saya tunggu sebentar, dengan anggapan, siapa pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab.
Tetapi ia bunyi lagi. Kemudian saya mendengar ketukan dan bel ditekan sekali lagi".

"Saya jadi penasaran siapakah yang datang, sehingga saya lepaskan tali di leher dan terus pergi ke pintu."

" Ternyata seorang anak kecil..! Seumur hidup belum pernah saya melihat anak yang semanis itu. Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat:  "Ibu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu..." Itulah kata-kata yang paling indah yang penah saya dengar".

"Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan. Saya kemudian menutup pintu, lalu membaca buletin jumat itu. Akhirnya kursi dan tali saya letakkan kembali ditempat semula.

"Aku tak memerlukan itu lagi..!".

"Terima kasih Tuhan, sekarang saya telah menjadi tenang kembali dan bahagia “.

Di belakang buletin terdapat alamat masjid ini, dan itulah sebabnya saya di sini hari ini, dan saya ingin masuk Islam...

Jika tidak disebabkan malaikat kecil yang datang pada hari itu tentu saya sudah menjadi penghuni neraka..."

Seluruh jamaah di masjid itu terpana mendengar cerita ibu itu. Tanpa terasa air mata mereka meleleh di pipi. Tiba-tiba terdengar mereka bertakbir: "ALLAHU AKBAR...!"

Sang Imam lantas turun dari mimbar, mendatangi anaknya yang ada di bawah mimbar, kemudian ia peluk anaknya dengan erat. Tak terasa air matanya pun mengalir...

Hari Jum'at ini adalah hari paling indah dalam hidupnya. Tiada anugerah yang amat besar dari hari ini. Yaitu anugerah yang sekarang berada di dalam pelukannya. Seorang anak sholeh yang berbudi pekerti luhur. "Ia adalah malaikat kecilku..."

Biarkanlah air mata itu menetes.

Air mata itu anugerah ALLAH kepada makhlukNya yang penyayang...

Selasa, 29 Maret 2011

KAWAN LAMA

Melalui jejaring sosial teman lama kembali bersua dalam dunia maya, wajahnya dapat terlihat melalui foto yang tertampang di jaringan facebook. Melalui jaringan itu pula seseorang dapat mencari teman-teman lama seangkatan alumninya. 
Sesuatu yang memungkinkan adalah bertemu langsung, ada beberapa hal yang menjadikan kendala,  rasa tidak percaya diri atau karena keadaan seseorang telah berubah.
Manariknya kali ini, justru kabar dari  anaknya yang menjadi jaringan pertemanannya bahwa  ada seorang kawan lama  setelah 25 tahun tak terdengar kabar berita adalah ibunya.

Tak disangka, ternyata teman jaringan pertemanan itu adalah anak dari kawan lama yang menghilang bagai tertelan bumi.
Rupanya yang disebut melipat bumi, seperti zaman sekarang ini suatu kejadian yang dahulu dianggap mustahil . Misalnya: Berbicara atau berhubungan langsung dengan orang yang berada dibenua yang berbeda, dahulu mustahil, sekarang tidak mustahil lagi sebab sudah ditemukan berbagai alat komunikasi.
Kalau saat dulu bertahun-tahun hanya ingat - sebuah syair lagu;

Mana mungkin kita bertemu,
Walau kini kau telah berdua,
Biarlah cinta kita yang indah,
Menjadi kenangan,

Kini aku tlah menyadari,
Engkau telah berdua,
Biarlah anganku sayang,
Terukir dihati,

Sejujurnya aku akui,
Kau yang sangat kusayangi,
Namun satu yang aku sesali,
Mengapa kita berjumpa,
Andai kau tak pernah hadir dihatiku,
Aku tak kecewa.

Mungkin itu dulu, ya itu dulu, sering sariawan -  sekarang tidak lagi.
Menyambung kembali tali persahabatan atau silahturahim itu bagus menambah rejeki, saling maaf memaafkan jika pernah terjadi kesalahan dan kekhilafan diantaranya perbuat sehingga menjadikan lega dihati.
Penting bagi seorang yang  sadar atau tidak pernah berbuat salah maka pada kesempatannya bisa minta maaf. Melalui melalui jejaring sosial facebook dimanfaatkan sebagai silahturahmi kembali.
Tidak menjadi soal jika tanpa bertatap muka langsungpun, namun yang penting hati telah menjadi nyaman tiada hal yang tersembunyi lagi.
Maafkanlah aku yang tak mampu untuk bertemu denganmu........

Nah, itu cerita kawanku yang tak pernah facebookan lagi setelahnya. Sekarang tak pernah lagi.Ada apa ya?....



Senin, 21 Maret 2011

MINTA KEPUTUSAN



Ini cerita lama, aku punya ponakan perempuan umurnya baru lima tahun.Naning namanya.
 Sutu hari saat aku pulang kuliah. Karena Naning ditinggal Bapak dan Ibunya aku dipasahi untuk mengasuh – momomg Naning sebentar. Dia sedang bermain dengan sepedanya tapi tidak dinaiki malah hanya dibolak-balik seperti tukang bengkel sedang reparasi.
Tidak berapa lama Naning bilang kepada saya;
Om tolong ambilin keputusan”
Aku ya bengong,  nggak paham apa maksudnya,  karena itu aku cuma diam saja dan Naning bilang lagi;
“Cepat to Om,  ambilin keputusan yang ada digudang itu”
Aku tambah bingung, apa yang  dimaksud. Masak ada keputusan ada digudang?!
Karena permintaannya tidak aku turuti, mendadak Naning nangis. Tangisannya kebetulan terdengar oleh Ibu yang sedang didapur. Saat aku terangkan apa yang dimaksud permintaan Naning, Ibu cepat-cepat ke gudang ambil palu (martil). Tambah kaget ibu ambil  palu buat apa?
“Ponakanmu ini kebanyakan nonton TV. Sebab ada iklan hakim mengetok palu sambil ngomong “ini keputusannya” sampai sekarang kalau nyebut palu ya keputusan”

Whe lha bocah Opo tumon - palu kok malih dadi keputusan. He, he, he.

Selasa, 08 Maret 2011

UANG ANAK SENDIRI


Sebagai seorang Bapak, yang selama ini berusaha menjaga keluarga yang harmonis namun apa daya ternyata sudah tak berkemampuan lagi . Kini anakku sudah besar sudah bisa mencari uang sendiri, akan tetapi ketika anak kesulitan keuanganpun sebagai orang tua masih ikut memikirkan untuk membantu. 
Saat ketika  orang tua butuh bantuan keuangan terpaksa meminjam kepada anak dengan berat hati anak memberikan pinjaman yang harus segera dikembalikan. Sedih rasanya  ketika masih kecil di uri-uri di gadang-gadang selalu diberi yang terbaik  makan dan kesehatan serta pendidikan sebagai pengantar kelak menjadi orang yang berguna bagi Nusa - Bangsa dan agama.
Kejadian ini mengingatkanku riwayat Nabi saw.:
Seorang lelaki datang kepada Nabi saw, mengadukan ayahnya yang menghabiskan uang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Nabi yang mulia memanggil ayah orang itu ke hadapannya. Ketika lelaki jompo itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Nabi bertanya, “Betulkah kau mengambil uang anakmu tanpa seizinnya?”
“Wahai Nabi Allah,” lelaki itu menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan uangku kecuali untuk memberi makan kepadanya, bahkan terkadang aku membiarkan diriku kelaparan asalkan dia boleh makan. Sekarang aku telah tua dan lemah sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Ia mulai menyembunyikan uangnya dariku. Dahulu aku menyediakan makan untuknya tapi sekarang ia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah memperlakukan ia seperti ia mempelakukanku. Jika saja aku masih sekuat dulu, aku akan merelakan wangku untuknya.”
Ketika mendengar hal ini, airmata Nabi saw jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci, “Baiklah,” Nabi berkata, “habiskan seluruh uang anakmu sekehendak hatimu. Uang itu milikmu…”

Kamis, 17 Februari 2011

RASA TAKUT BERUBAH RASA CINTA


Ketika masa sekolah dulu, pernah merasa takutnya kepada Pak Guru yang mengajarkan pelajaran matematika (murid sering  menyebutnya sebagai  “guru killer”).
Murid merasa terpaksa mengerjakan PR, terpaksa mengikuti semua perintah gurunya.
Namun waktu ada guru baru yang menggantikan pelajaran tersebut, malah para murid menjadi senang dengan pelajaran matematika. Aneh, kok tiba-tiba berubah senang.
Kira-kira apa yang menyebabkan para murid menjadi senang belajar matematika?
Adanya perubahan bentuk pola belajar dan mengajar oleh guru baru itu, rasa takut menjadi kasih sayang sehingga timbul rasa cinta nya, sehingga semua PR dikerjakan dengan rasa cinta.
Pola pikir merubah cara pandang dalam mengerjakan pekerjaan, ketakutan membuat seseorang tidak berani banyak berbuat untuk melangkah lebih maju. Bayangan dalam diri takut salah, takut mengecewakan, takut tidak berhasil dll.
Berubahlah, begitu cara seorang guru mengajarkan, agar muridnya lebih percaya diri dan berani merubah pandangannya.

Coba kita renungkan :

“Jika seseorang mencintai Allah, maka Allah akan mencintainya. Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah.” (QS. Al- Maidah ayat 54).

Mahabah atau cinta Tuhan, merupakan perubahan bentuk ketakwaan yang dilakukan oleh para pelaku sufi. Yang dimulai pada sekitar abad III Hijriyah. Tokoh utamanya adalah sufi wanita, Rabiah al Ahdawiyah. Dulu sebelum menjadi Mahabah, ketakwaannya didasarkan kepada rasa takut. Jadi, dalam beribadah didasarkan karena takut kepada siksaan Allah dan berharap surga-Nya. Mau berbuat maksiat atau mencuri takut dengan siksa neraka. Mau mabuk atau berjudi takut kepada Allah. Dan masih banyak lagi takut yang lain.

Namun dalam beribadah, ketakutan diubah menjadi Mahabah, maka dalam beribadah dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang. Haus dan lapar dan capai tak lagi terasa, tergusur oleh rasa cinta beribadah kepada Allah. Saking cintanya kepada Allah dan rasa nikmatnya beribadah, maka tak ada waktu luang sedikitpun untuk urusan dunia.